Kamis, 30 Juli 2015

"Green Cassia" Krim Daun Ketepeng Sebagai Antiseptik Ekstern




A. Latar Belakang Masalah
Penyakit kulit adalah terganggunya sel-sel kulit maupun infeksi yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab penyakit kulit. Bentuk penyakit kulit ini seperti gatal–gatal, panu, kadas, dan kudis. Rasa gatal, panu dan kudis sangat mengganggu dalam aktifitas sehari-hari. Baik bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas berprofesi sebagai petani maupun masyarakat di kota–kota besar yang saat musim penghujan rawan terkena banjir.

Berbagai macam pengobatan dilakukan untuk mengobati penyakit kulit yang terjadi. Sebagian besar dari mereka mengatasi penyakit kulit dengan menggunakan produk–produk kimia buatan pabrik yang mempunyai efek samping bagi kesehatan kulit. Padahal kita dapat memanfaatkan tumbuhan di sekitar kita yang mempunyai khasiat sebagai antiseptik.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati khususnya dalam tumbuh-tumbuhan berkhasiat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun, banyak orang yang tidak mengetahui tentang khasiat dari tumbuh-tumbuhan di sekitar kita. Lebih dari seribu spesies tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat herbal. Obat herbal mempunyai kelebihan diantaranya mudah didapat, terjangkau dan tidak mempunyai efek samping yang membahayakan. Salah satu yang dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik ekstern adalah daun ketepeng.

Berdasarkan data empiris, di daerah Cebongan Lor, Tlogoadi, Mlati, Sleman daun ketepeng dimanfaatkan oleh orang–orang zaman dahulu untuk mengobati berbagai macam penyakit kulit. Contohnya saat mereka merasakan gatal–gatal ataupun penyakit kulit lainnya, orang–orang zaman dahulu hanya menumbuk daun ketepeng kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit. Selang beberapa hari menggunakanya, penyakit dapat sembuh.

Berdasarkan data, daun ketepeng mempunyai kandungan antara lain alkaloida, flavonoida, saponin, dan antrakinon yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kadas ataupun penyakit yang disebabkan oleh parasit kulit. 
Penggunaan daun ketepeng untuk mengobati penyakit kulit dapat dipermudah dengan membuat dalam bentuk sediaan krim. Keuntungan dibuat dalam sediaan krim adalah praktis dan mudah dibawa ke mana saja.


B. Rumusan Masalah
1.      Kandungan apakah yang terdapat dalam daun ketepeng sehingga dapat digunakan untuk antiseptik ekstern?
2.      Bagaimana pembuatan krim daun ketepeng sebagai antiseptik ekstern?
3.      Bagaimana cara penggunaan krim daun ketepeng sebagai antiseptik ekstern?
4.      Bagaimana tingkat kesukaan konsumen terhadap keadaan organoleptik krim daun ketepeng?
5.      Berapakah besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan krim daun ketepeng?

C. Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui zat yang terkandung dalam daun ketepeng sehingga berkhasiat untuk antiseptik ekstern.
2.      Untuk mengetahui pembuatan krim daun ketepeng sebagai antiseptik ekstern.
3.      Untuk mengetahui cara penggunaan krim daun ketepeng sebagai antiseptik ekstern.
4.      Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap keadaan organoleptik krim daun ketepeng.
Untuk mengetahui besar keuntungan yang diperoleh dari penjualan krim daun ketepeng.

 

Rabu, 29 Juli 2015

Autotap (Automatic Tools Tappers)

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi besar bagi kemajuan perekonomian baik bidang pertanian maupun perkebunan. Sebagai negara agraris, Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Berbagai jenis tumbuhan hasil pertanian dan perkebunan di Indonesia bermanfaat untuk kehidupan manusia. Contohnya karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), padi (bahan pangan), kelapa dan aren (bahan baku gula merah dan gula aren). Pohon kelapa dan pohon aren tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Para petani banyak memanfaatkan  nira yang diperoleh dari pohon kelapa atau aren sebagai bahan baku pembuatan gula merah maupun gula aren.

Nira merupakan cairan yang disadap dari tandan bunga jantan pohon aren atau pohon kelapa. Jumlah nira di Indonesia cukup melimpah dengan ditemukannya pohon kelapa atau aren di pelosok Indonesia. Nira dapat diolah menjadi minuman ringan, maupun beralkohol, sirup, gula aren, gula merah dan nata de arenga. Nira juga berpotensi untuk dikelola menjadi Biofuel, dalam hal ini adalah Bioethanol. Menurut beberapa penelitian untuk membuat 1 liter Bioethanol FGA (Full Grade Alcohol) dengan kadar 99,5% itu dapat dibuat dari antara 12-15 liter nira aren. (Dian Kusumanto, 2012)
Umumnya nira diperoleh dengan cara manual yaitu  memukul-mukul tandan selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes. Proses penyadapan nira dilakukan pada waktu pagi dan sore hari. Hal tersebut tidak mudah dilakukan. Para penyadap harus memanjat pohon berulang kali untuk memasang dan mengambil wadah penampung nira.
Untuk meminimalisasi risiko penyadapan nira, diperlukan suatu inovasi rancangan alat penyadap nira. Belajar dari permasalahan tersebut kami memiliki gagasan untuk membuat alat Autotap (Automatic Tools Tappers) sebagai Alat Penyadap Nira Otomatis.
Alat ini dirancang untuk mempermudah penyadapan nira. Alat ini didesain dengan timer otomatis untuk penyadapan nira pada pagi dan sore hari. Alat ini dilengkapi dengan selang yang dihubungkan pada wadah penampung nira dan sistem penyaringan nira. Alat ini menggunakan sumber energi berupa panel surya yang ramah lingkungan.  Dengan adanya Autotap (Automatic Tools Tappers), petani nira tidak perlu memanjat berulang kali untuk mengambil wadah penampung nira sehingga hal ini akan mempermudah proses penyadapan nira dan efisiensi waktu.

Puisi "Senja dan Dirinya"

Senja dan Dirinya Senja mulai berganti malam hiruk pikuk suara memenuhi semua penjuru ruangan aku melihat seseorang terdiam memandangku...